6 Mitos Menstruasi yang Tak Perlu Dipercaya
Liputan6.com, Jakarta Menstruasi merupakan proses biologis yang dialami hampir setiap wanita. Menstruasi merupakan bagian dari siklus reproduksi wanita di mana rahim melepaskan jaringan mukosa di samping darah melalui vagina. Menstruasi dapat berlangsung antara 3 dan 7 hari dan biasanya terjadi setiap 28 hari, meskipun panjang siklus menstruasi dapat bervariasi.
Meskipun proses biologis ini mempengaruhi sekitar setengah dari populasi dunia, banyak mitos dan kesalahpahaman tentang hal ini masih beredar. beberapa budaya di belahan dunia masih memfitnah menstruasi, dan menganggap darah menstruasi sebagai darah "kotor" atau "tidak murni," dan menganggap menstruasi sebagai topik yang tabu.
Sebagai contoh, di Nepal masih memiliki apa yang disebut gubuk menstruasi, di mana wanita menghabiskan hari-hari dalam isolasi lengkap pada masa menstruasinya. Meskipun ini adalah contoh ekstrem, ada banyak mitos dan kesalahpahaman yang lebih kecil terkait dengan menstruasi yang tetap beredar di seluruh dunia.
Mitos-mitos kecil ini juga berkembang di Indonesia. Kamu pasti masih sering mendengar mitos tentang keramas, minum soda, atau berhubungan seks saat menstruasi. Namun, nyatanya mitos-mitos ini tak semestinya dipercaya. Hal ini karena mitos tersebut tidak terbukti kebenarannya secara ilmiah dan telah disanggah secara ilmiah pula.
Supaya tak salah kaprah, berikut mitos menstruasi yang tidak perlu dipercaya, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Senin (20/5/2019).
Darah haid adalah darah kotor
Darah menstruasi bukanlah darah yang berasal dari buangan cairan tubuh. Darah menstruasi merupakan sekresi vagina yang berkembang yang merupakan kumpulan sedikit darah, jaringan rahim, lapisan lendir, dan bakteri.
Darah menstruasi sangat berbeda dari darah yang bergerak terus menerus melalui pembuluh darah. Faktanya, darahnya kurang terkonsentrasi. Darah menstruasi memiliki sel darah lebih sedikit daripada darah biasa. Jadi, meskipun darah haid tampak lebih kotor, bukan berarti darah haid adalah darah kotor yang dikeluarkan oleh tubuh.
Hubungan seks saat menstruasi tidak menyebabkan kehamilan
Beberapa mitos yang paling luas tentang menstruasi adalah seks saat menstruasi tidak menyebabkan kehamilan. Meskipun benar bahwa, dalam banyak individu, menstruasi adalah periode ketika mereka paling tidak subur, hal ini benar-benar tergantung pada lamanya siklus bulanan mereka.
Kesuburan puncak terjadi selama tahap ovulasi yang biasanya dimulai sekitar 12 hingga 16 hari sebelum dimulainya periode berikutnya ketika ovarium memproduksi dan melepaskan ovula segar (telur). Dan sementara sebagian besar siklus menstruasi berlangsung sekitar 28 hari, beberapa siklus bisa sesingkat 21 hari, yang juga berdampak ketika ovulasi terjadi. Selain itu, sperma dapat hidup di dalam saluran genital hingga 5 hari bahkan 7 hari.
Jadi, melakukan hubungan seks tanpa pengaman selama menstruasi dapat berarti bahwa sperma dapat bertahan cukup lama hingga bertepatan dengan ovulasi dan membuahi sel telur, yang mengakibatkan kehamilan.
Tidak boleh keramas
Mitos yang berkembang di masyarakat hingga saat ini adalah tidak boleh keramas saat menstruasi. Keramas dipercaya akan menimbulkan pusing dan volume menstruasi yang deras. Namun mitos ini sama sekali tidak benar.
Tidak ada hubungannya sama sekali antara keramas dan kelancaran menstruasi atau pusing. Pusing memang merupakan salah satu hal yang dapat dialami saat menstruasi, namun hal ini disebabkan oleh sindrom premenstrual atau PMS. Keramas justru baik saat menstruasi karena membersihkan kepala dari kotoran dan membuat tubuh lebih nyaman.
Tidak boleh minum es
Banyak mitos beredar bahwa minum minuman dingin saat menstruasi dapat memicu pembekuan darah yang menghambat menstruasi. Namun, hal ini salah besar dan sudah sebaiknya kamu berhenti mempercayainya.
Konsumsi minuman dingin berhubungan langsung dengan sistem pencernaan. Sementara menstruasi terjadi pada sistem reproduksi. Keduanya berbeda dan tidak berhubungan satu sama lain.
Siklus menstruasi wanita diatur dan dipengaruhi oleh keseimbangan hormon estrogen dan progesteron. Keseimbangan hormon ini sangat dipengaruhi oleh kesehatan fisik dan psikologis. Minuman dingin tidak mempengaruhi keseimbangan hormon pada wanita dan tidak mempengaruhi siklus menstruasi, baik memperlancar maupun menghambat menstruasi.
Minum soda dapat memperlancar haid
Meminum soda saat menstruasi dipercaya dapat melancarkan menstruasi dan menghilangkan nyeri. Namun, faktanya, soda dan menstruasi tidak berpengaruh apapun untuk kelancaran menstruasi. Penelitian hingga saat ini memang menunjukkan bahwa minuman bersoda memang memiliki nilai nutrisi yang rendah, namun belum ada penelitian yang menunjukkan bahwa minuman bersoda dapat memperlancar maupun menghambat menstruasi.
Komsumsi minuman soda secara rutin justru akan menimbulkan masalah tertentu dalam kesehatan. Hal ini karena soda dapat mempengaruhi keseimbangan nutrisi dalam tubuh dan mempengaruhi keseimbangan hormon dan dapat mempengaruhi siklus menstruasi.
Tidak boleh berolahraga
Saat menstruasi, olahraga ringan malah dapat membantu peredaran darah di sekitar otot rahim dan mengurangi nyeri karena menstruasi. Olahraga ringan teratur pun malah dapat melancarkan menstruasi dan dianjurkan oleh The American College of Obstetricians and Gynecologists. H
Namun, hindari jenis olahraga yang berat dan jika terjadi perdarahan serta nyeri yang berat, sebaiknya juga tunda dulu olahraga. Pilih olahraga ringan seperti jogging, bersepeda atau yoga.
0 Response to "6 Mitos Menstruasi yang Tak Perlu Dipercaya"
Post a Comment