BNPB: Selama Ini Ada Beberapa Daerah yang Seolah-Olah Hijau Covid-19
Liputan6.com, Jakarta - Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BNPB, Bernardus Wisnu Widjaja, mengungkapkan, ada beberapa daerah di Indonesia yang seolah-olah sudah menjadi zona hijau Covid-19, namun kenyataannya belum memenuhi indikator untuk menjadi zona hijau. Ada banyak indikator yang harus dilalui suatu daerah agar bisa menjadi zona hijau, salah satunya yaitu indikator surveilans kesehatan masyarakat.
Indikator tersebut meliputi jumlah pemeriksaan sampel diagnosis yang meningkat selama dua minggu, serta positivity rate atau jumlah sampel yang dinyatakan positif hanya 5 persen dari semua orang yang diperiksa.
Kenyataannya di Indonesia, jumlah testing di setiap provinsi tidak merata. Hanya terfokus di ibu kota saja. Inilah yang membuat Wisnu mengatakan bahwa sebenarnya ada beberapa zona hijau yang tidak ditemukan kasus baru karena jumlah testing tidak sesuai standar.
Berdasarkan data di situs covid19.go.id per 16 Agustus 2020, ada 74 zona hijau. Kemudian 174 zona kuning, 237 zona oranye, dan 29 zona merah.
"Sebenarnya sudah ada standar untuk pengetesan. Kita punya target dan standarnya itu 1 per 1.000 penduduk per minggu. Nah selama ini ada beberapa daerah yang seolah-olah hijau. Jadi jangan dilihat hanya jumlah test secara nasional saja karena sebagian besar hasil test nasional itu di Jakarta," ujar Wisnu dalam diskusi virtual yang diselenggarakan oleh United Cities and Local Governments Asia Pacific, Rabu (19/8/2020).
Baca Juga
Jakarta mempunyai 54 laboratorium (lab) Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) Covid-19. Ke-54 lab tersebut merupakan hasil kolaborasi antara pemerintah daerah, pemerintah pusat, BUMN, maupun swasta.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI, ada 320 laboratorium jejaring Covid-19 di Indonesia. Terdiri dari 158 lab RT-PCR, 138 lab TCM dan 24 lab RT-PCR maupun TCM. Jika dilihat berdasarkan data tersebut, 39,1 persen lab PCR di Indonesia berada di Jakarta. Inilah yang menyebabkan jumlah testing di Jakarta empat kali lipat dari standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
"Makanya jumlah test di Jakarta itu bisa 4 kali lipat dari standar WHO ya karena sebagian besar hasil tesnya di Jakarta," kata Wisnu.
Pada Rabu, 19 Agustus 2020, tercatat sebanyak 26.078 spesimen telah diperiksa menggunakan metode PCR maupun TCM. Dari jumlah tersebut, sebesar 34,7 persen atau 9.047 spesimen berasal dari Jakarta. Hasilnya, 565 warga Jakarta dinyatakan positif Covid-19 per 19 Agustus 2020. Inilah yang menyebabkan mengapa DKI Jakarta selalu menyumbang kasus terbanyak.
Kedepannya, Wisnu berharap jumlah testing Covid-19 di Indonesia bisa merata, tidak hanya terfokus di Jakarta saja. Selain itu, ia juga berharap delapan provinsi yang menjadi sorotan Presiden Joko Widodo bisa segera dipulihkan. Delapan provinsi yang menjadi prioritas adalah provinsi dengan jumlah kasus Covid-19 terbanyak, yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, dan Papua.
"Saya kira ada beberapa target ya, salah satunya 8 provinsi yang menjadi prioritas. 8 provinsi itu terdiri dari 133 kabupaten/kota. Selain itu ada juga 4 provinsi tambahan yang terdiri dari 26 kabupaten/kota," ujar Wisnu.
Wisnu juga menambahkan bahwa Satgas Covid-19 juga akan fokus pada 75 kabupaten/kota yang menjadi wilayah Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Sehingga totalnya ada 234 kabupaten/kota.
Tes Covid-19 yang Timpang
Seperti yang diketahui, Juru Bicara Satgas Covid-19, Wiku Adisasmito pun sudah membenarkan adanya ketimpangan test Covid-19 di Indonesia. Hal inilah yang menyebabkan, hanya DKI Jakarta saja yang terkesan memiliki kasus terbanyak. Wiku menyebutkan, solusi atas permasalahan ini yaitu perlu adanya peningkatan kapasitas pemeriksaan yang dilakukan di laboratorium selain Jakarta.
"Memang kapasitas laboratorium yang ada di DKI Jakarta cukup tinggi jumlahnya. Cukup banyak, puluhan (lab) dan mereka mampu melakukan test sampai lebih dari 40 ribu seminggu. Padahal standarnya 10 ribu per minggu," kata Wiku dalam jumpa pers di Istana Merdeka, Selasa (18/8).
Wiku menyebutkan solusi dari jumlah test yang tidak merata, yakni dengan meningkatkan kapasitas pemeriksaan di laboratorium selain Jakarta. Ia menyarankan kepada laboratorium di daerah yang kapasitas pemeriksaannya belum tinggi untuk segera berkolaborasi dengan laboratorium lain.
"Tentunya ini terkait juga dengan jumlah lab dan SDM yang ada. Kami mendorong terus kepada seluruh daerah untuk bisa meningkatkan kemampuan tesnya di laboratorium masing-masing daerah. Harapannya, kapasitasnya bisa meningkat secara kolektif sehingga performa indonesia secara nasional juga bisa ditingkatkan," kata Wiku.
Reporter : Rifa Yusya Adilah
Sumber: Merdeka
0 Response to "BNPB: Selama Ini Ada Beberapa Daerah yang Seolah-Olah Hijau Covid-19"
Post a Comment