-->

Wall Street Melonjak Usai Pidato Gubernur Bank Sentral AS

Liputan6.com, Jakarta - Wall Street ditutup menguat pada perdagangan Kamis. Dow Jones Industrial Average (DJIA) dan S&P 500 menguat pada penutupan perdagangan Kamis (jumat pagi waktu Jakarta).

Kenaikan ini terjadi usai Bank Sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) meluncurkan kerangka kebijakan baru yang dapat mempertahankan suku bunga lebih rendah untuk jangka waktu yang panjang.

Mengutip CNBC, Jumat (28/8/2020), 30 saham yang masuk dalam indeks Dow Jones naik 160,35 poin atau 0,6 persen dan ditutup di angka 28.492,27 dan kembali masuk level positif untuk perdagangan sepanjang 2020.

Indeks S&P 500 juga naik 0,2 persen dan ditutup pada 3.484,55 dan sempat mencapai puncak di 3.500 untuk pertama kalinya. Berbeda, indeks Nasdaq turun 0,3 persen menjadi 11.625,34.

Wall Street mendapat tenaga setelah Gubernur the Fed Jerome Powell mengatakan bahwa bank sentral secara resmi menyetujui kebijakan "penargetan inflasi rata-rata." Dengan kata lain, bank sentral akan membiarkan inflasi berjalan "moderat" di atas target 2 persen untuk beberapa waktu.

"Ini luar biasa," kata Jim Cramer dari CNBC menanggapi pengumuman tersebut. Powell pada dasarnya berkata: "Kami akan membiarkan semuanya berjalan. Kami tidak menahan sampai ekonomi benar-benar menjadi lebih baik dari yang kami pikirkan."

The Fed telah bertahun-tahun mencoba untuk menjaga inflasi di level 2 persen. Selama ini tingkat kenaikan harga yang dibuat oleh pengambil kebijakan dianggap dapat dikendalikan dan menunjukkan ekonomi yang sehat. Namun sejak krisis keuangan, inflasi di AS lebih sering tertinggal dari target Fed.

"Hari ini adalah hari yang cukup berarti," kata analis AmeriVet Securities, Gregory Faranello.

Beberapa saham pendorong Wall Street adalah salah-saham sektor keuangan. Citigroup naik 1,7 persen. JPMorgan Chase, Bank of America dan Wells Fargo semuanya naik setidaknya 1,9 persen. Suku bunga obligasi pemerintah berjangka waktu 10 tahun naik menjadi 0,74 persen dan imbal hasil obligasi 30 tahun naik menjadi 1,501 persen.

 

** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020

Perdagangan Sebelumnya

Spesialis Michael Mara (kiri) dan Stephen Naughton berunding saat bekerja di New York Stock Exchange, AS, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Rabu (11/3/2020) sore waktu setempat setelah WHO menyebut virus corona COVID-19 sebagai pandemi. (AP Photo/Richard Drew)
Spesialis Michael Mara (kiri) dan Stephen Naughton berunding saat bekerja di New York Stock Exchange, AS, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Rabu (11/3/2020) sore waktu setempat setelah WHO menyebut virus corona COVID-19 sebagai pandemi. (AP Photo/Richard Drew)

S&P 500 dan Nasdaq Composite naik ke rekor tertinggi baru pada perdagangan Rabu (Kamis waktu Jakarta), membangun reli besar-besaran mereka dari posisi terendah di Maret 2020. Hal ini didorong saham teknologi memimpin lebih tinggi.

Dikutip dari CNBC, Kamis (27/8/2020), S&P 500 naik 1 persen menjadi 3.478,73. Sementara Nasdaq naik 1,7 persen untuk penutup perdagangan di level di 11.665,06. Dow Jones Industrial Average naik 83,48 poin atau 0,3 persen ke level 28.331,92.

"Saat Anda keluar dari titik terendah utama, fase pertama pasar bullish benar-benar kuat, dan Anda cenderung menjadi sangat panjang," kata Keith Lerner, Kepala Strategi Pasar di Truist/SunTrust Advisory.

Saham Salesforce melonjak 26 persen dan menjadi kenaikan terbesarnya dalam sehari setelah perusahaan perangkat lunak itu membukukan pendapatan besar pada perdagangan Selasa.

Facebook dan Netflix masing-masing melonjak 8,2 persen dan 11,6 persen. Amazon naik hampir 3 persen sementara Alphabet dan Microsoft masing-masing naik 2,4 persen dan 2,2 persen. Apel naik 1,4 persen.

Lonjakan saham pada Rabu menempatkan S&P 500 naik lebih dari 58 persen sejak mencapai level terendah intraday pada 23 Maret. Nasdaq telah melonjak 75 persen dalam periode waktu tersebut.


0 Response to "Wall Street Melonjak Usai Pidato Gubernur Bank Sentral AS"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel