Melihat Kedahsyatan Tsunami 80 Meter Hantam Maluku pada 1674
Liputan6.com, Jakarta - Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Raditya Jati menerangkan bahwa wilayah Ambon, Maluku di masa lalu pernah mengalami tsunami yang dahsyat.
Hal ini diungkap dalam buku karya ahli Botani yang selama 50 tahun mengabdikan hidupnya untuk meneliti kekayaan alam Maluku, yakni Georg Eberhard Rumphius.
"Dalam salah satu karyanya, Rumphius telah mengisahkan bahwa Ambon dan pulau sekitarnya pernah mengalami bencana tsunami terbesar dalam sejarah perjalanan Nusantara yang terjadi pada 17 Februari 1674," jelas Raditya dalam keterangan tulis, Jumat (23/10/2020).
Raditya mengungkap, ketinggian tsunami tersebut hingga mencapai 80 meter. Imbasnya 13 desa luluh lantak karena amukan tsunami itu.
"Tsunami dengan ketinggian lebih dari 80 meter tersebut meluluhlantahkkan setidaknya 13 desa berdasarkan “Waerachtigh Verhael van der Schierlijke Aerdbevinge” (Kisah Nyata tentang Gempa Bumi yang Dahsyat) oleh Rumphius diantaranya Larike, Nusatelo, Orien, Lima, Seyt, Hila, Hitu Lama, Mamala, Thiel, Seram kecil, Oma Honimoha, Nusa Laut, Paso Baguala yang berada di Pulau Ambon dan Seram," beber Raditya Jati.
Kejadian ini bahkan dikisahkan menyebabkan 2.322 orang meninggal dunia. Benteng Amsterdam yang berada di Desa Hila menjadi saksi bisu amukan bencana tersebut. Benteng yang awalnya kokoh itu mengalami kerusakan parah usai diterjang tsunami.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Rawan Bencana
Maluku memang dikenal cukup rawan akan bencana, namun dampak bencana yang besar disebabkan oleh bencana geologi.
"Tercatat beberapa gempa besar dan tsunami pernah terjadi di Maluku yang menyadarkan kita untuk hidup berdampingan dengan risiko bencana yang tinggi," bebernya.
0 Response to "Melihat Kedahsyatan Tsunami 80 Meter Hantam Maluku pada 1674"
Post a Comment