-->

Makna Lantunan Parita Suci di Candi Mendut Jelang Kirab Waisak

Liputan6.com, Magelang - Ratusan biksu melantunkan Parita Suci di Candi Mendut Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (18/5/2019), setelah mereka melakukan pindapata di kawasan tersebut.

Para biksu duduk dengan sikap anjali di depan altar di pelataran Candi Mendut membaca Parita Suci sebelum mereka melakukan kirab Waisak dari Candi Mendut menuju Candi Borobudur.

Masing-masing majelis diberi kesempatan untuk membaca Parita Suci dan ribuan umat Buddha mengikuti pembacaan Parita Suci dengan khidmat dan khusyuk, dilansir Antara.

Ketua Dewan Sangha Walubi Bante Tadisa Paramita mengatakan, para biksu sangha setelah menerima persembahan dari para umat harus mendoakan para umat yang telah berdana untuk memperoleh segala keberuntungan.

"Kita juga memberikan dana darma yaitu penghargaan supaya kita bisa mengendalikan diri, memiliki moral, etika sekaligus mengembangkan spiritual untuk meraih pencerahan dan pembebasan mutlak," katanya di Candi Mendut.

Menjadi Satu Keselarasan

Prosesi kirab Waisak dari Candi Mendut menuju Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (21/5/2016). (Liputan6.com/Reza Kuncoro)

Ia menyampaikan, dalam membaca sutera harus mengerti dan memahami makna yang tersurat di dalamnya. Kalau Java Sutera atau panjatkan sutera itu supaya pikiran, ucapan, dan perbuatan itu manunggal menjadi satu keselarasan.

Sedangkan melafalkan sutera mantera atau parita bertujuan untuk menyucikan badan, artinya siapa yang membaca dan apa yang dibaca semua harus ditanggalkan sehingga muncul kemurnian.

"Inilah berkah yang sangat besar bagi umat Buddha mengikuti pujabakti," katanya.

Saksikan video pilihan berikut ini:


0 Response to "Makna Lantunan Parita Suci di Candi Mendut Jelang Kirab Waisak"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel